Pedagang di Pasar Gang Baru. Foto:@aernee |
SEMARANG, BERITASEMARANG.COM- Tak hanya tawar
menawar barang, celoteh sendau gurau mewarnai suasana pagi di gang sempit yang
penuh sesak dengan dagangan dan pembeli. Keramaian itu memang biasa bisa di
temui di Gang Baru pada pagi hari.
Di gang sempit
inilah pasar tiban Gang Baru kawasan Pecinan Semarang selalu ramai di kunjungi
pembeli. Tidak hanya warga Pecinan tetapi juga masyarakat dan pedagang eceran
dari wilayah Semarang lainnya.
Ya, siapa yang tak
kenal Pasar Gang Baru, pasar tradisional ini
terletak di kawasan Pecinan, dimana keberadaannya sudah dimulai sejak awal pembentukan
kawasan Pecinan. Pasar Gang Baru tidak menempati ruang khusus atau bangunan
untuk pasar, tetapi menempati jalan (gang) dan ruang-ruang hunian di sepanjang
jalan Gang Baru. Nama Gang Baru, dilekatkan sebagai identitas atas sebuah jalan
yang baru terbentuk pada masa itu.
Pasar ini digelar ditengah jalan di antara rumah-rumah
penduduk, hingga tidak dapat digunakan untuk lalu-lintas kendaraan bermotor. Aktifitas
perekonomian berjalan temporer, berlangsung dari sekitar pukul 05.00 pagi
sampai pukul 14.00 siang. Menjelang
sore, pasar pedagang menyingkirkan
lapak-lapak dagangan mereka sehingga kendaraan roda empat dapat dengan mudah
melewati pasar ini. Aneka bahan makanan, obat-obatan tradisional, pakaian,
hingga perlengkapan upacara ritual masyarakat Tionghoa, termasuk sayuran segar
dan daging dijajakan dengan kualitas prima dan kondisi segar. Ini pula yang
membuat julukan Gang Baru seolah melekat dengan kondisi barang dagangan yang
baru dan bermutu.
“Saya selalu membeli bahan
makanan di sini. Mahal tapi kualitasnya tidak diragukan. Sayuran mayor dan
daging lebih segar karena barangnya baru semua,” tutur Maina, pedagang warteg di
kota Semarang.
Pasar Gang Baru juga menjadi
rujukan belanja bagi masyarakat yang tinggal di luar kota Semarang. Pembeli
bahkan berdatangan dari Ambarawa, Ungaran, Kendal dan juga Purwodadi. Para
pembeli rela menempuh perjalanan hanya demi mendapatkan bahan makanan dan
obat-obatan tradisional yang tidak ditemukan di pasar lainnya. Misalnya, Ji
Kao Mee atau sehari sebelum tahun baru China, pasar Gang Baru buka sehari
semalam dan selalu ramai dipadati pengunjung hingga pagi hari. Berbagai jenis
keperluan upacara menyambut tahun baru Imlek disediakan dipasar ini. Sebut saja
wat kwee, kue mangkok berukuran besar dan berwarna merah segar. Kue ini
hanya akan ditemui di Gang Baru pada malam hari tanggal 29 itu saja. Kini, kegiatan
pasar malam Ji Kao Mee menjadi semakin meriah karena dipadukan dengan kegiatan
Pasar Imlek Semawis yang digelar disepanjang Pecinan Semarang.
Keberadan pasar
Gang Baru tak lepas dari kedatangan imigran Tionghoa ke Nusantara beratus-ratus
tahun lalu. Dalam catatan sejarah, orang-orang keturunan Tionghoa terkenal sebagai
pedagang yang terus berekspansi mencari daerah baru dan membaur dengan warga
pribumi. Mereka membawa dagangannya berupa hasil pertanian, emas, barang-barang
kelontong, dan sutera Jejak interaksi jual beli berupa pasar yang sudah ada era
awal kedatangan kaum Tionghoa di nusantara pun bisa dilihat di pasar Gang Baru.
Kuliner
Berbicara
Hampir sebagian usaha di pasar itu turun
temurun, baik pedagang Tionghoa yang asli tinggal di Gang tersebut, maupun
pedagang etnis Jawa dari luar gang. Bisa jadi itulah yang membuat dialog
kebudayaan di pasar
Gang Baru terjalin mesra. Termasuk interaksi melalui makanan. Bubur beras
warisan Dynasti
Huang berjumpa dengan opor ayam santan
kental khas Jawa Tengah, yang makin menyatu dengan pedasnya sambal goreng
krecek. Selain bubur khas sarapan pagi, cicipi pula aneka bubur
dari bebijian seperti bubur jewawut, kacang tanah,
jali, ketan hitam, kacang ijo, ubi, dan bahan baku lainnya yang sulit ditemukan di tempat lain, termasuk ketan biru yang lahir dari dapur peranakan. Warna biru ketan didapatkan dari tanaman bunga telang atau butterfly pea.
jali, ketan hitam, kacang ijo, ubi, dan bahan baku lainnya yang sulit ditemukan di tempat lain, termasuk ketan biru yang lahir dari dapur peranakan. Warna biru ketan didapatkan dari tanaman bunga telang atau butterfly pea.
Jajanan khas
pribumi pun mudah ditemukan disini seperti gethuk ketela, lemper, dan bacem
tempe gembus. Sajian pecel dengan aneka sayur halaman rumah seperti kembang
turi dan krokot bersanding dengan irisan bakcang dan lopis ketan. Tauhue Taiwan
yang dilafalkan sebagai kembang tahu diolah menjadi wedang tahu minuman
penghangat badan yang diguyur dengan kuah gula legit.
Keunikan pasar Gang Baru memiliki
banyak kisah pembauran dan jejak peradaban kota Semarang membuat tempat ini
menjadi salah satu alternatif destinasi wisata, terutama bagi para pencinta
kuliner khas daerah.
Pasar Gang Baru menjelma wujud relasi sosial kehidupan
multikultural yang hingga kini masih terjaga dengan baik.(@tinuk)
Komentar
Posting Komentar